Kamis, 31 Oktober 2013

EXO Galeri By. Mariadi















XOXO FIRST YEAR EXO THE FIRST CLASS_KISS&HUG 











Contoh CV (Curriculum Vitae)


CURRICULUM VITAE

PERSONAL DETAILS

Name
                          : Mariadi
Address
                      : Jln. Rawa Jaya RT.01 RW.01 Kel. Pahlawan
Phone Number
            : 087818672451
Place & Date of Birth
   : Bandar Jaya, March 15, 1996
Sex
                             : Male
Marital Status
              : Single
Religion
                        : Islam
Nationality
                   : Indonesia
E-mail
                           : mariadikpop@gmail.com

II. EDUCATION DETAILS
1. 2001 – 2007 Elementary School No.2, Bandar Jaya
2. 2007 – 2010 Islamic Junior High School / MTs. N. Sekayu
3. 2010 – 2013 Islamic Senior High School / MAN Model Sekayu

III. COURSE EXPERIENCES
January, 2011
Computer & Internet Course at Tri Mulia Komputer, Sekayu
September, 2011 English Course at EREC (Erweend Education Center), Sekayu

IV. COMPUTER SKILLS
Programming, Graphic Design, Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point, Corel Draw.

V. PERSONALITY
Good attitude, kind, diligent, taciturn, fainthearted.

Palembang, October 30, 2013


Mariadi

Sejarah Bahasa Indonesia


Sejarah Bahasa Indonesia
 
Bahasa Melayu telah digunakan sebagai alat perhubungan atau “lingua franca” di seluruh nusantara bahkan di seluruh wilayah Asia tenggara dari sebelum kemerdekan Indonesia. Bangsa asing yang datang ke Indonesia pun menggunakan bahasa Melayu untuk berkomunikasi dengan masyarakat lokal.
Terdapat beberapa peristiwa penting yang berhubungan dengan perkembangan bahasa Melayu di Indonesia antara lain :
  1. Tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
  2. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat). Badan ini pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan ini menerbitkan novel (seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan), buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan. Badan ini sangat membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
  3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini merupakan pidato pertama menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad.
  4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia yang kemudian disebut “Bahasa Indonesia”
  5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
  6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
  7. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
  8. Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda  yang menamakan dirinya pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan
  9. Pada Tahun 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
  10. Masa pendudukan Jepang (1942-1945) merupakan pula suatu masa penting. Jepang memilih bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi resmi antara pemerintah Jepang dengan rakyat Indonesia karena niat menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa Belanda untuk alat komunikasi tidak terlaksana. Bahasa Indonesia juga dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan untuk keperluan ilmu pengetahuan. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditanda tanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
  11. Pada tanggal 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan Van Ophuysen yang berlaku sebelumnya.
  12. Tahun 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
  13. Pada Tahun 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
Setelah itu pun masih terdapat peristiwa lain seperti kongres Bahasa Indonesia yaitu Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta (November 1978), Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta ( 21 s/d 26 November 1983), Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta (27 Oktober s/d 3 November 1988), Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta (28 Oktober – 2 November 1993),  Kongres Bahasa Indonesia VII di Jakarta (26-30 Oktober 1998), Kongres Bahasa Indonesia VIII di Jakarta (14-17 Oktober 2003) dan Kongres Bahasa Indonesia IX di Jakarta (28 Oktober-1 November 2008).

Fungsi Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus. Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa secara umum bagi setiap orang adalah

1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
* Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
* Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

2. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan ke dalam bahasa manusia.

3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

4. Sebagai alat kontrol Sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.

Fungsi bahasa secara khusus :
1.                     Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2.                     Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3.                     Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian di masa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali di masa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4.                     Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum di dalam :
1.      Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “ Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
2.      Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.
Maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai :
1.      Bahasa Nasional
Kedudukannya berada di atas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
· Lambang kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
· Lambang Identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
· Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
· Alat penghubung antarbudaya antardaerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

2.      Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s/d 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
· Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
· Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
· Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
· Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula. Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.

Sumber referensi :
http://kumala-thekumalas.blogspot.com/2012/10/bahasa-indonesia-sejarah-fungsi-dan.html

Pentingkah Bahasa Indonesia dipelajari di Perguruan Tinggi?


BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh :
Nama            : Mariadi
NIM             : 13250048
Kelas            : PBI 02

Pentingkah Bahasa Indonesia dipelajari di Perguruan Tinggi?
Bahasa Indonesia, tidak asing lagi bagi kita mendengar kata Bahasa Indonesia. Bahasa yang merupakan Bahasa Utama atau Bahasa Nasional negara Indonesia. Bahasa yang sering kita pelajari sehari-hari mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan sampai ke Perguruan Tinggi.
Bahasa Indonesia memang penting dipelajari di Sekolah-sekolahan baik itu SD, SMP, dan SMA, karena dalam suatu Sekolah, Bahasa Indonesia wajib dipelajari serta diperdalami tata cara, makna, dan bahasanya. Namun pentingkah Bahasa Indonesia dipelajari di Perguruan Tinggi?. Hal inilah yang selalu dipertanyakan oleh para Mahasiswa di Perguruan Tinggi.
Jawaban dari pertanyaan di atas adalah sangatlah penting, bahkan tidak hanya di Perguruan Tinggi tapi di seluruh lembaga pendidikan dan seluruh warga Negara Indonesia wajib dan perlu mempelajarinya. Mengapa? Mengingat kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional (Sumpah pemuda 28 Oktober 1928) dan Bahasa Negara ( UUD, 18 Agustus 1945). 
Alasan lain pentingnya Bahasa Indonesia dipelajari di Perguruan Tinggi, karena di Perguruan Tinggi kita akan sering membuat karya ilmiah, misalnya saja laporan praktikum, skripsi, tesis dan karya tulis lainnya. Dalam pembuatan karya ilmiah seorang penulis akan dihadapkan pada masalah-masalah yang renik. Misalnya masalah ketepatan ejaan : kualitas bukan kwalitas.
Sebagaimana telah diketahui, karya ilmiah berhubungan terutama dengan bahasa tulis, dan merupakan hasil olah pikir yang memerlukan kecerdasan dan kecermatan. Kecerdasan dan kecermatan berpikir itu hendaknya juga tercermin dalam pemakaian bahasanya. Dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia, sikap dan perilaku cerdas, cermat, teliti diharapkan tertanam dalam diri para mahasiswa. Perilaku cerdas, cermat dan teliti merupakan salah satu cerminan pribadi manusia profesional yang sangat dibutuhkan dalam era globalisasi dewasa ini.
            Jadi, kesimpulan dari uraian di atas adalah, Mempelajari Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi sangatlah penting, karena Bahasa Indonesia adalah identitas diri bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa ini, kita dituntut untuk bertanggung jawab, mempertahankan dan menggunakan Bahasa Indonesia karena itu merupakan jati diri bangsa kita.

Triphthongs



PRONOUNCIATION
“TRIPHTHONGS”

Compiled By :

Name            : Mariadi
NIM              : 13250048

Lecturer : Budi Setiawan, S.S., M.A.

ENGLISH EDUCATION STUDY PROGRAM
FACULTY OF TARBIYAH
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG



TRIPHTHONGS

            The most complex English sounds of the vowel type are the triphthongs. They can be rather difficult to pronounce, and very difficult to recognise. A triphthong is a glide from one vowel to another and then to a third, all produced rapidly and without interruption.
Definition of Triphthong
v  a union of three vowels (letters or sounds) pronounced in one syllable (as in fire). Contrasted with diphthong, monophthong.
v  three written vowel characters representing the sound of a single vowel (as in beau).
v  The triphthongs lists are eɪə, aɪə, ɔɪə, əʊə, aʊə (example words layer, player; liar, fire; loyal, royal; lower, mower; power, hour).



The principal cause of difficulty for the foreign learner is that in present-day English the extent of the vowel movement is very small, except in very careful pronunciation. Because of this, the middle of the three vowel qualities of the triphthong (i.e. the ɪ or ʊ part) can hardly be heard and the resulting sound is difficult to distinguish from some of the diphthongs and long vowels. To add to the difficulty, there is also the problem of whether a triphthong is felt to contain one or two syllables. Words such as ‘fire’ or ‘hour’ are probably felt by most English speakers to consist of only one syllable, whereas ‘player’ pleɪə or ‘slower’ sləʊə are more likely to be heard as two syllables.

The Triphthongs of RP (Received Pronunciation)

The table above shows the triphthongs of RP (Received Pronunciation). The arrows show the direction of the glides between three vowels. The most significant differences between British and American English are explained in the notes below.
Examples
 
  /eɪə/
 layer1, bayonet
  /əʊə/2
 mower1, lower
  /aɪə/
 fire1, higher
  /aʊə/
 hour1, shower
  /ɔɪə/
 lawyer1, royal


Notes:
  1. In RP and many varieties of British English the final r of all triphthongs is not pronounced, but in GA and most American Varieties of English, the final r is typically pronounced with an r-coloured vowel: /ɚ/, e.g.
    ‘layer
    /leɪɚ/,
    ‘fire
    /faɪɚ/,
    ‘lawyer
    /lɔɪɚ/,
    ‘lower
    /loʊɚ/,
    hour
    /aʊɚ/.
    These can also be written ‘layer
    /ˈlejər/, ‘fire/ˈfajər/, ‘lawyer/ˈlɔjər/ or /ˈlɑjər/, ‘lower/ˈlowər/, ‘hour/ˈawər/ in phonemic transcription. In many descriptions these are not listed as triphthongs in American English.
2.      In American English the quality of the first vowel is different; it is a back mid vowel: /o/, as in ‘lower’ /loʊɚ/.